First impression when landed at Phuket
- Ibad
- Dec 27, 2020
- 2 min read
“Gimana ya rasanya liburan di Luar Negeri?, Island Hopping, jajan Street Food, belanja Souvenir khas Thailand”.


Itulah pikiran-pikiran yang muncul jauh-jauh hari sebelum berlibur ke Phuket, Thailand. Bahkan, pikiran itu selalu terbesit disaat masa-masa pencarian Tiket Pesawat, Hotel, dan tujuan wisata. Hampir 2 Bulan sebelum hari-H, banyak waktu yang digunakan untuk memikirkan segala sesuatu selama liburan nantinya. Namanya juga manusia, yang penuh dengan ambisi untuk merancang segala sesuatu menjadi semenarik dan senyaman mungkin, iya nggak?. Waktu 2 bulan bukanlah waktu yang lama, hal itu sangat mengasikkan daripada mikirin tagihan bulanan yang tidak ada ujungnya.

Phuket adalah sebuah Pulau dan juga Provinsi (Changwat), Thailand. Pulau wisata yang terkenal akan pantainya yang indah, serta pulau-pulau kecil disekelilingnya itu sempat mengalami kerusakan parah akibat diterjang Tsunami pada Tahun 2004.
Waktu 4 Hari 3 Malam rasanya memang kurang untuk meng-explore keindahan Phuket dan Pulau-pulau disekitarnya. Akan tetapi, dengan waktu yang singkat tersebut dapat digunakan me-refresh pikiran-pikiran crowded dan siap gas poll untuk rutinitas harian, apalagi bareng "kekasih tercinta".
Dari balik jendela kabin Malindo Air, suasana hati bersorak gembira saat melihat pulau-pulau kecil tersebar, karena tidak sabar untuk menginjakkan kaki disana, yang notabene terkenal akan keindahan Pantai dan Pulaunya.

Sampailah kaki saya menginjak Phuket International Airport, yang merupakan salah satu Gate sebelum memulai liburan ini. “Panas juga ya, lebih panas dari Jogja Istimewa”. Sama dengan Indonesia yang memiliki Iklim Tropis, tetapi yang saya rasakan selama di Phuket lebih panas dan cukup untuk membuat kulit gosong berkilau.
Alhasil, setelah memaksimalkan waktu selama 4 hari 3 malam di Phuket dan Pulau-pulau disekitarnya, saya lebih prefer untuk berlibur di Bali, Indonesia. Pengguna jalan yang tidak tertib aturan berkendara, Sepeda Motor berkeranjang, cuaca panas yang menyengat, cita rasa masakan yang menurut saya kurang well, keterbatasan smooking area yang membuat perokok tidak bebas, logat Bahasa Inggris yang lucu, Toilet umum tanpa shower closet, dan beberapa hal unik lainya.
Pengalam seperti itu yang menjadi motivasi tersendiri untuk terus melakukan perjalanan keliling Dunia. Kali pertama liburan saya ke Luar Negeri, membuat saya bangga akan tanah kelahiran Indonesia tercinta dan teristimewa.


Comments